Makalah Motivasi dalam belajar
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan
belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari dalam dan luar diri
siswa. Faktor luar misalnya fasilitas belajar, cara mengajar guru, sistem
pemberian umpan balik, dan sebagainya. Faktor – faktor dari dalam diri siswa
mencakup kecerdasan, strategi belajar, motivasi dan banyak lagi lainnya.
Seseorang tidak berminat melakukan sesuatu berarti motif yang mendorong tidak
kuat, sehingga prestasi kecakapan nyata (achievement) tidak sesuai dengan
kecakapan (ability). Kita berbuat sesuatu karena adanya motif tertentu yang
bekerja dalam diri dalam mencapai tujuan. Jadi dalam segala perbuatan terdapat
disatu pihak daya yang mendorong dan dilain pihak tujuan yang dicapai.
Motivasi
merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar.
Pada
saat kegiatan belajar mengajar, gaya dan cara seorang guru dalam menyampaikan
materi pelajaran berbeda satu dengan yang lainnya. Metode yang digunakan,
kebiasaan yang kurang baik yang dilakukan, atau materi yang diberikan oleh guru
akan mempengaruhi daya tangkap siswa dalam menyerap materi yang ada. Kurikulum
yang terlalu padat dengan materi yang kurang relevan dengan tujuan
pembelajaran, hanya akan membuat bingung siswa, sehingga siswa menjadi kurang
termotivasi untuk belajar. Keadaan ini mungkin disebabkan faktor tertentu
seperti yang disebutkan di atas tadi, sehingga siswa tersebut kurang atau tidak
berhasil dalam pelajarannya.
Motif
merupakan dinamika dalam diri individu, merupakan pendorong, sehingga dengan
demikian motif merupakan faktor penting dalam kehidupan termasuk dalam
pendidikan dan pengajaran. Kekurangan motif dapat diatasi dengan memberikan
motif. Soal motif dan motivasi merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan
namun dapat dibedakan, karenamotivasi merupakan penjelmaan akan berhasilnya motif.
Hilgard berkata, bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam individu yang
menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang
tertentu. (A general term characterizing the needs drives, aspirations,
purposes of the organism as these initiate or regulated need satisfying or goal
seeking behaviour).
Soal motivasi ini telaii lama menarik
perhatian sarjana-sarjana psikologi. Hal ini karena tiap tindakan yang kita
tampilkan berhubungan dengan motivasi. Ahli-ahli psikologi lebihlebih
psikologi pendidikan berusaha menyelidiki motivasi untuk diterapkan dalam bidang
pendidikan. Dengan penggunaan motivasi di dalam pendidikan dan pengajaran akan
dapat diharapkan hasil-hasil yang memuaskan. Dan sebagai seorang pendidik kita
harus dapat mengetahui faktor motivasi dalam belajar, agar dalam pembelajaran
dan pengajaran kita dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka rumusan masalah pada makalah ini akan mengkaji tentang:
1. Apa yang dimaksud motivasi dalam belajar
?
2. Faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi motivasi dalam belajar ?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Adapun tujuan yang akan dicapai
dalam penyusunan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji tentang motivasi dalam
belajar.
2. Untuk mengkaji faktor – faktor apa saja
yang mempengaruhi motivasi dalam belajar.
3. Agar kita sebagai pendidik dapat
mengetahui betapa pentingnya mempelajari tentang faktor motivasi dalam belajar.
4. Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
psikologi pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. MOTIVASI DALAM BELAJAR
1. Pengertian Motivasi Belajar
Banyak pakar yang merumuskan tentang
definisi `motivasi' sesuai dengan kajian yang didapatnya. Rumusannyapun
beraneka ragam, Namun demikian, ragam definisi tersebut memiliki ciri dan
kesamaan. Di bawah ini deskripsi beberapa kutipan pengertian tentang `motivasi'
sesuai dengan hasil kajian telaahan yang mereka dapat, yaitu:
a.
Stephen P. Robbins
(2003:156) menyatakan motivasi sebagai proses yang menyebabkan intensitas
(intensity), arah (Direction), dan usaha terus menerus (presistence) individu
menuju pencapaian tujuan.
b.
Michel J. Jucius (Onong
Uchjana Effendy, 1993: 69-70) menyebutkan `motivasi' sebagai "kegiatan
memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu
tindakan yang dikehendaki".
c.
Motivasi
merupakan proses psikologi yang membangkitkan dan mengarahkan perilaku pada
pencapaian tujuan atau goal-directed behavior (Robert Kreitner clan Angelo
Kinicki, 2001:205),
d.
James 0. Whittaker
memberikan pengertian motivation/motivasi secara umum, bahwa motivasi adalah
kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai
tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut. Frederick J. MC Donald
memberikan pengertian motivasi adalah perubahan tenaga di dalam diri seseorang
yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan, motivasi
merupakan bagian learning.[1]
Sedangkan dalam psikologi ada dua
istilah yang pertama kali harus dipahami yaitu istilah motif dan motivasi,
istilah motif berasal dari Bahasa Inggris yaitu motive atau motion yang berarti
gerakan atau sesuatu yang bergerak.[2]
Sedangkan menurut Henry B Garet dikutip dalam buku
Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, motivasi adalah motive is a need,
aspiration, ambition, or purpose (motivasi adalah
berupa kebutuhan, aspirasi, hasrat atau tujuan).[3]Dengan
demikian pengertian motif adalah masih berupa aspirasi, ide-ide atau energi
dasar yang mendorong individu melakukan aktifitas atau mencapai suatu tujuan.
Kemudian itilah motivasi merupakan istilah yang lebih umum motivasi menunjuk
seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang
timbul dalam diri individu tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut
dan tujuan daripada gerakan tersebut.[4]
Pengertian lain dari motivasi adalah
segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong
orang untuk memenuhi suatu kebutuhan dan yang dijadikan motivasi itu merupakan
suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan yang
nyata yang ingin dicapai.[5]
Jadi hubungan motif dan motivasi
adalah dua hal yang berbeda tetapi saling terkait dan tak bisa dipisahkan,
motif merupakan kondisi intern individu yang belum aktif, sedangkan motivasi
adalah kondisi dari motif yang telah, ada suatu kebutuhan.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan "Keseluruhan"
karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa
belajar.
Pembelajaran hendaknya mampu
meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik sebanyak mungkin. Hak ini berarti
bahwa pendidik harus mampu menarik minat dan meningkatkan hasrat ingin tahu
peserta didik terhadap materi yang di sajikan. Untuk mencapai kearah itu ada
beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik dalam meningkatkan motivasi
instrinsik peserta didik.
1.
Membangkitkan
minat belajar
Pengkaitkan pembelajaran dengan minat
peserta didik adalah sangat penting, dan karena itu tunjukkanlah bahwa
pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula
tujuan pembelajaran yang penting membangkitkan hasrat ingin tahu peserta didik
mengenai pelajaran yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu
meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik untuk mempelajari materi
pembelajaran yang disajikan oleh pendidik. Cara lain yang dapat dilakukan
adalah memberikan pilihan kepada peserta didik tentang materi pembelajaran
yi,ng akan dipelajari dan cara-cara mempelajarinya.
2.
Mendorong
rasa ingin tahu
Pendidik yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk
membangkitkan dan memelihara rasa ingin tahu peserta didik di dalam kegiatan
pembelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskonveri,
inkuiri, dickusi, curah pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode yang
dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu peserta didik.
3.
Menggunakan
variasi metode penyajian yang menarik
Motivasi intrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan
melalui penggunaan matei pembelajaran yang menarik, dan juga penggunaan variasi
metode penyajian.
4.
Membantu
peserta didik dalam merumuskan tujuan belajar
Prinsip yang mendasar dari motivasi
adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan, apabila tujuan itu
dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri, dan bukan dirumuskan atau di
tetapkan oleh orang lain.
Oleh karena itu pendidik hendaknya mendorong
dan membantu peserta didik agar merumuskan dan mencapai tujuan belajarnya
sendiri. Cara lain yang dapat dilakukan adalah apabila pendidik yang merumuskan
tujuan pembelajaran, maka sampaikan tujuan pembelajaran itu kepada peserta
didik agar mereka merasa memiliki tujuan pembelajaran tersebut.
Sardiman dalam buku intreaksi dan
motivasi belajar mengajar menemukakan motivasi belajar adalah merupakan faktor
psikis yang bersifat nonintelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal
penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, siswa yang
memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan
belajar.[6]
Dengan demikian penulis dapat
mengambil kesimpulan motivasi belajar adalah dorongan yang lahir dalam diri
individu atau luar individu untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang berkaitan
dengan perubahan tingkah laku pada dirinya baik bersifat kuantitatif maupun
kualitatif sesuai dengan tujuan tertentu.
2. Bentuk – bentuk Motivasi dalam Belajar
Menurut
sifatnya motivasi dibedakan atas 3 macam :
Motivasi takut atau fear motivation, yaitu individu melakukan suatu
perbuatan
dikarenakan adanya rasa takut. Dalam hal ini seseorang melakukan sesuatu
perbuatan dikarenakan adanya rasa takut, misalnya takut karena ancaman dari
luar, takut Aku mendapatkan hukuman dan sebagainya.
a.
Motivasi insentif atau
incentive motivation, yaitu individu melakukan sesuatu perbuatan untuk
mendapatkan sesuatu insentif, bentuk insentif bermacam-macam seperti
mendapatkan honorarium, bonus, hadiah, penghargaan dan lain-lain.
b.
Motivasi sikap atau
attitude motivation/self motivation sikap merupakan suatu motivasi karena
menunjuklcan ketertarikan atau ketidak tertarikan seseorang terhadap suatu
objek, motivasi ini lebih bersifat intrinsik, muncul dari dalam
individu, berbeda dengan kedua motivasi sebelumnya yang lebih bersifat
ekstrintik yang datang dari luar diri individu.
Sejalan dengan macam-macam motivasi
menurut sifatnya, Muhibbin Syah berpendapat dalam buku psikologi pendidikan
dengan pendekatan baru, bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam:
1.
Motivasi intrinsik
yaitu : hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
mendorongnya melakukan tindakan belajar.
2.
Motivasi
ekstrinsik yaitu : hal dan keadaan yang datang dari luar individu.[7]
Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan
bagi siswa adalah motivai intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak
bergantung pada dorongan atau pengaruh pada orang lain. Melihat dari beberapa
macam-macam motivasi tersebut, maka dalam hal ini penulis bisa mengambil
kesimpulan bahwa dasarnya motivasi dapat dibedakan atas dua bagian yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik yaitu
dorongan-dorongan yang berasal dari dalam diri anak timbul secara sadar dan
terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, motivasi ini telah ada
dalam diri seseorang tanpa dorongan dari luar serta berhubungan dengan orang
lain,sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu seseorang melakukan sesuatu karena adanya
rangsangan dari luar seperti rasa takut, ingin mendapatkan hadiah dan lain
sebagainya.
Namun diantara motivasi tersebut
motivasi intrinsiklah yang lebih tahan lama yang dapat memberikan hasil yang
memuaskan pada diri seseorang, karena motivasi ini ditimbulkan atas kesadaran
sendiri untuk memperoleh hasil atau tujuan yang diinginkan.Hal ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata bahwa aktivitas yang
didorong oleh motivasi intrinsik ternyata lebih sukses dan pada didorong oleh
motivasi ekstrinsik. Karena itulah alangkah baiknya kalau dapat ditimbulkan
seluas mungkin motivasi intrinsik itu pada anak-anak didik kita. Hal ini dapat
diusahakan dengan jalan menumbuhkan minat mereka.[8]
Walaupun motivasi intrinsik dapat memberikan hasil yang
memuaskan, tetapi motivasi eksuinsikpun dibutuhkan bagi kehidupan seseorang is
pun mempunyai peranan yang besar karena dengan motivasi
ekstrinik seseorang akan lebih sungguh-sungguh melakukan suatu perbuatan karena
adanya keinginan yang hendak dicapai dan dorongan dari luar dari dirinya. Kedua
jenis motivasi tersebut hendaknya dapat saling mendukung dan saling melengkapi
antara satu dengan yang Iainnya, apabila motivasi intrinsik telah tumbuh dan
berkembang dalam diri seorang anak, maka anak kurang mampu mengembangkan dan
menumbuhkan motivasi intrinsik maka anak tersebut perla dirangsang dari luar
agar motivasi tumbuh dengan baik.
B. FAKTOR – FAKTOR MOTIVASI DALAM BELAJAR
Secara umum
faktor-faktor motivasi belajar siswa diklasifikasikan kepada dua bagian, yaitu
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor-faktor tersebut akan penulis terangkan
melalui rincian berikut ini :
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah
seluruh aspek yang terdapat dalam diri individu yang belajar, baik aspek fisik
(fisiologis) maupun aspek psikis (psikologis).
a. Aspek Fisik (fisiologis)
Seorang
atau siswa yang sedang belajar tentunya membutuhkan fisik yang sehat. Keadaan
fisik yang sakit akan mempengaruhi seluruh jaringan tubuh sehingga motivasi belajar tidak akan terarah. Keadaan sakit pada tubuh atau fisik akan
mengakibatkan cepat lemah, kurang bersemangat, mudah pusing dan sebagainya.
Oleh sebab itu agar seseorang dapat belajar dengan baik, maka is harus
mengusahakan kesehatannya. Keadaan cacat seperti buta, tuli, pincang dan cacat
fisik lainnya yang dapat mempengaruhi motivasi belajamya.
b. Aspek Psikis (psikologis)
Sedikitnya ada
delapan faktor psikologis yang mempengaruhi motivasi belajar seseorang.
Faktor-faktor tersebut adalah perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi,
ingatan, berfikir, bakat dan motif. Kedelapan faktor tersebut diterangkan
melalui rincian sebagai berikut:
1) Perhatian
Sardiman menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang
tertuju pada suatu objek pelajaran, atau banyak sedikitnya, kesadaranyang menyertai belajar.[9]Makin
sempurna perhatian yang menyertai motivasi akan semakin sukseslah dalam
menghadapi pelajaran itu, dalam kenyataannya sebagian besar pelajaran diterima
murid dengan sengaja, karena itu guru harus selalu berusaha untuk menarik
perhatian anak didiknya.
2) Pengamatan
Pengamatan adalah
cara mengenal dunia rail, baik dirinya sendiri maupun lingkungannya dengan
segenap panca indera, karena fungsi pengamatan sangat sentral pada alat-alat pengamatan yaitu panca
indera perlu mendapatkan perhatian secukupnya dari pendidik, sebab tidak
normalnya panca indra akan berakibat terhadap jalannya usaha pendidikan kepada
anak didik, panca indra sangat dibutuhkan untuk motivasi belajar.
3) Tanggapan
Menurut
Sardiman tanggapan adalah gambaran atau bekas yang tertinggal dalam yang
tertinggal dalam ingatan setelah melakukan pengamatan.[10]Tanggapan
itu akan memiliki pengaruh terhadap peranan dan motivasi belajar setiap siswa
linschotin memberikan definisi "Menganggap" adalah melakukan kembali
sesuatu perbuatan atau melakukan sebelumnya sesuatu perbuatan tanpa hadirnya
objek fungsi primer yang merupakan dasar dari modalitas tanggapan itu.
(Kohnstamm, dkk. 1995, h. 106). Tanggapan juga bisa didefinisikan sebagai
bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan (Bgot et
al., 1950, p. 72).[11]
4) Fantasi
Fantasi
didefinisikan sebagai daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan
pertolongan tanggapan-tanggapan yang sudah ada, dan tanggapan baru itu
tidakharus sesuai dengan benda-benda yang ada.[12]
5) Ingatan
Ingatan
merupakan kecakapan untuk meneria, menyimpan dan memproduksi kesankesan di
dalam belajar. Hal ini sekaligus untuk menghindari kekpaan, lupa sebagai gejala
psikologis yang selalu ada.
6) Berfikir
Berfikir adalah merupakan
aktifitas mental untuk dapat merumuskan pengertian menghipnotesis dan menarik
kesimpulan. Kegiatan-kegiatan tersebut lazim dilakukan oleh siswa ketika sedang
belajar, karena itu proses berfikir turut menentukan intensitas motivasi
belajar siswa.
7) Bakat
Bakat
dianggap sebagai salah satu kemampuan manusia untuk melakukan sesuatu dan sudah
ada sejak manusia itu lahir faktor-faktor bakat itu berkaitan erat dengan
persoalan intelegensia yang merupakan struktur mental yang melahirkan kemampuan
untuk memahami sesuatu.
8) Motif
Motif merupakan daya
pendorong yang menyertai individu untuk melakukan sesuatu kegiatan guna
mencapai suatu tujuan. Motif ini tidak dapat diamati tetapi dapat disimpulkan,
karena adanya suatu bentuk kekuatan yang dapat disaksikan oleh mata. Kegiatan
yang dilkaukan oleh seseorang itu tentu didorong oleh sesuatu kekuatan dari
dalam diri orang tersebut.
2. Faktor Ekstern
Faktor
ekstern adalah seluruh aspek yang terdapat diluar diri individu yang sedangbelajar. Faktor ekstern dapat mempengaruhi motivasi belajar.
Faktor ekstern dapatdikelompokkan menjadi lima faktor yaitu faktor keluarga,
faktor sekolah, faktor masyarakat atau sosialdisamping lingkungan alam faktor
kelompok (peer group) dan faktor budaya.
a. Faktor Keluarga
Keluarga
memberikan pengaruh penting terhadap motivasi belajar anak, walaupun demikian
pengaruh keluarga terhadap motivasi belajar anak bervariasi menurut tinggal
sosial, ekonomi dan Tatar belakang budaya orang tua dari golongan sosial ekonomi
menengah keatas cenderung lebih banyak memberikan rangsangan bagi anak-anaknya.
Sedangkan orang tua dari golongan sosial ekonomi kebawah cenderung untuk lebih
memikirkan bagaimana mereka memenuhi kebutuhan hidup sehingga kurang
memperhatikan kebutuhan belajar anak-anaknya. Namun banyak pula orang tua yang
berpenghasilan rendah memiliki usaha-usaha untuk mendukung anak-anak mereka
agar dapat berhasil di sekolah dan banyak anak mereka yang prestasinya tinggi.
Mereka melakukan ini dalam rangka memperbaiki taraf hidup keluarga agar tidak
terus merfrus hidup dalam kemiskinan.
Faktor-faktor
keluarga yang mempengaruhi rendahnya kemampuan kognitif pada masa usia sekolah
antara lain adalah sikap orang tua yang tidak mendukung pendidikan, harapan orang
tua yang rendah terhadap anak-anaknya dan iklim intelektual yang kurang
menyenangkan di rumah.[13]
b. Faktor Sekolah
Faktor
sekolah baik lingkungan sekolah maupun unsur-unsur yang terlibat di dalamnya,
seperti guru, teman-teman dan lingkungan sosial sekitar sekolah turut
mempengaruhi tinggi rendahnya kadar motiasi belajar siswa. Dalam belajar
misalnya, siswa akan kurang termotivasi jika bahan pelajaran yang disampaikan
belum sesuai dengan taraf kemampuan berpikirnya.
Begitu
pula guru bisa menjadi faktor pendukung dan penghambat motivasi belajarsiswa di sekolah. Seseorang guru akan menjadi pendorong motivasi belajar
siswa, jika guru itu mampu memberikan stimulus belajar dan memberikan
pendekatan dengan siswanya. Misalnya bila ditemukan ada seorang siswa yang
sedang mendapat kesulitan dalam memahami sesuatu pelajaran, maka seorang guru
dituntut memberikan cara atau jalan yang berfungsi sebagai umpan atau stimulus
yang selanjutnya diharapkan siswa itu sendiri aktif mencari alternatif
penyelesaiannya.
c. Faktor Masyarakat atau Lingkungan Sosial
Dalam
proses belajar mengajar sering kali ditemukan suatu keadaan tertentu dalam
mendorong siswa, tetapi berkaitan erat dengan corak kehidupan masyarakat atau
bersumber pada lingkungan alam. Gaya hidup suatu lingkungan masyarakat tertentu
dalam mendorong siswa untuk termotivasi belajarnya atau sebaliknya.
Oleh
karena itu lingkungan sosial dapat dikatakan turut mempengaruhi tinggi
rendahnya kadar motivasi siswa dalam belajar. Menurut Slameto pengaruh itu
terjadi karena keberadaan pada siswa dalam masyarakat, teman bergaul, kehidupan
masyarakat dan taraf dalam pendidikan masyarakat yang bersiat multi kompleks.[14]
d. Faktor Kelompok
Faktor
kelompok dapat juga mempengaruhi motivasi belajar siswa,bahwa karakteristik
kelompok yang meliputi jumlah,struktur, sikap kelompok dan kepemimpinan kelompok dapat
mempengaruhi motivasi belajar siswa, maka dari itu guru harus memahaminya dan
mampu mengatur pelaksanaannya sehingga memungkinkan siswa termotivasi dalam
belajarnya.
e. Faktor Budaya
Latar belakang budaya yang menekankan pada pentingnya
keberhasilan dalam pendidikan akan menjadi pendorong berhasilnya anak dalam
pendidikan, kebudayaan Jepang misalnya, menempatkan keberhaislan pendidikan
sebagai nilai yang tinggi dan pendidikan anak menjadi prioritas utama.
Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat
diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif,
dapat mengarahkan akan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Dalam kaitannya dengan itu perlu diketahui ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:
a.
Kematangan
b.
Usaha yang bertujuan
c.
Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi
d.
Partisipasi
Berikut ini uraian mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar:
a)
Kematangan
Dalam pemberian motivasi, faktor kematangan fisik, sosial
dan psikis haruslah diperhatikan, karena hal itu dapat mempengaruhi motivasi.
Seandainya dalam pemberian motivasi itu tidak memperhatikan kematangn, maka
akan mengakibatkan frustasi dan mengakibatkan hasil belajar tidak optimal.
b)
Usaha
yang bertujuan
Setiap usaha yang
dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Semakin jelas tujuan yang ingin
dicapai, akan semakin kuat dorongan untuk belajar.
c)
Pengetahuan mengenai
basil dalam motivasi
Dengan mengetahui basil belajar, siswa terdorong untuk
lebih giat belajar. Apabila hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa akan
berusaha untuk mempertahankan ataumeningkat intensitas belajarnya untuk
mendapatkan prestasi yang lebih baik di kemudian hari. Prestasi yang rendah
menjadikan siswa giat belajar guna memperbaikinya.
d)
Partisipasi
Dalam kegiatan mengajar perluh
diberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan
belajar. Dengan demikian kebutuhan siswa akan kasih sayang dan kebersamaan
dapat diketahui, karena siswa merasa dibutuhkan dalam kegiatan belajar itu.
e)
Penghargaan
dengan hukuman
Pemberian penghargaan itu dapat
membangkitkan siswa untuk mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan
pemberian penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja. Pengharagaan
adalah alat, bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan agar penghargaan ini menjadi
tujuan.
Tujuan pemberian penghargaan dalam
belajar adalah bahwa setelah seseorang menerima pengharagaan karena telah
melakukan kegiatan belajar yang baik, is akan melanjutkan kegiatan belajarnya
sendiri di luar kelas. Sedangkan hukuman sebagai reinforcement yang negatif
tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
Mengenai ganjaran ini juga dijelaskan dalam Al:Qur'an surat An-Nisa' ayat 124
berikut ini :
ÆtBurö@yJ÷ètz`ÏBÏM»ysÎ=»¢Á9$#`ÏB@2s÷rr&4Ós\Ré&uqèdurÖ`ÏB÷sãBy7Í´¯»s9'ré'sùtbqè=äzôtsp¨Yyfø9$#wurtbqßJn=ôàã#ZÉ)tRÇÊËÍÈ
Artinya:
Barang siapa yang
mengerjakan amal-aural soleh baik laki-laki maupun wanita sedang ia seorang
yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya
walaupun sedikitpun. (QS. An-Nisa' : 124)[16]
Elliot (2000:345) menerangkan terdapat enam faktor yang mempengaruhi
motivasi. Yang pertama adalah kecemasan. Kecemasan adalah perasaan yang tidak
menyenangkan yang biasanya menyebabkan kelelahan, kesulitan dan gejala yang
lainnya. Yang kedua adalah ketertarikan. Yang ketiga adalah pengendalian diri.
Yang keempat adalah kegagalan belajar. Yang kelima adalah efesiensi diri, dan
yang terakhir adalah lingkungan belajar.
Selain mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, guru juga perlu
mengetahui ciri-ciri dari siswa yang termotivasi, yaitu :
a. Berorientasi positif pada
tugas
b. Mempunyai ego
c. Berkeinganan untuk
berprestasi
d. Beraspirasi pada tujuan
e. Ketekunan
f. Bertoleransi pada kegagalan
Siswa yang
termotivasi adalah siswa yang mempunyai pikiran positif. Dia menemukan betapa
pentingnya belajar itu. Dia tidak menyerah bila menemui kegagalan. Dia percaya
bahwa lama kelamaan dia akan bisa. Terdapat beberapa penelitian bahwa motivasi
berbanding lurus terdapat hasil belajar siswa. Maksudnya adalah murid yang
termotivasi dalam pembelajaran mempunyai hasil belajar yang cenderung meningkat
dari waktu ke waktu.
Berdasarkan uraian di atas dapat
diketahui bahwa, faktor-faktor yang turat mempengaruhi motivasi belajar siswa
itu beraneka ragam. Tidak saja dari diri siswa itu sendiri melainkan juga dari
luar siswa, bagi seorang yang bijaksana yang ingin memajukan motivasi belajar
pada diri siswa tentunya harus memperhatikan faktor-faktor penyebab mengapa
siswanya memiliki motivasi demikian, kemudian dibimbingtya siswa itu untuk
memiliki belajar yang lebih baik.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Motivasi
merupakan salah sate faktor yang ikut menentukan keberhasilan anak di dalam
belajar. Begitu banyaknya peran morivasi tersebut, banyak para ahli yang
membahas bagaimana motivasi tersebut muncul, bagaimana dapat mengembangkan
motivasi, apakah macam-macam motivasi tersebut menentukan prestasi yang di
capai anak dan bagaimana pendidik dalam memberikan penghargaan hingga dapat
meningkatkan motivasi tersebut.
Motivasi adalah
penting, bahkan tanpa kesepakatan tertentu mengenai definisi konsep tersebut.
Apabila terdapayt dua anak yang memiliki kemampuan sama dan pemberian peluang
dan kondisi yang sama untuk mencapai tujuan, kinerja dan hasil yang di capai
oleh anak yang termativasi akan lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak
termotivasi.
Prinsip,
yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai
tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri, dan
bukan dirumuskan atau di tetapkan oleh orang lain.
Faktor-faktor
yang turut mempengaruhi motivasi belajar siswa itu beraneka ragam. Tidak saja
dari diri siswa itu sendiri melainkan juga dari lttar siswa, bagi seorang yang
bijaksana yang ingin memajukan motivasi belajar pada diri siswa tentunya harus
memperhatikan faktor-faktor penyebab mengapa siswanya memiliki motivasi
demikian, kemudian dibimbingnya siswa itu untuk memiliki belajar yang lebih
baik.
B. SARAN
Motivasi
berprestasi merupakan keinginan untuk memperoleh keberhasilan dan
berpartisipasi aktif di dalam suatu kegiatan. Keberhasilan yang di capai
dipandang sebagai buah dari usaha dan kemampuan personal yang dicurahkan dalam
mengerjakan tugas.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen AgamaRebuplik Indonesia Al-qur'an
dan Terjemahannya.
Dr. Achmad Rifa'i RC. M.Pd, dkk, Psikologi Pendidikan, (Semarang:
Universitas Negeri Semarang Press, 2009
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikolog
Umum dan Perkembangan (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1993
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT. RemajaRosda
Karya, 2005), Cet, Ke-11
Mulyadi. Psikologi Pendidikan. Biro
Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang,1991.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002. Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam
Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001
Petersen,Lindy, Bagaimana
Memotivasi Anak Belajar ,2004, Jakarta:Grasindo.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2004),
Sarlito Wirawan S. Pengantar Umum
Psikologi (Jakarta : Bulan Bintang, 1989)
Slamito, Fakior-faktor yang
Mempengaruhi Belajar, (Bandung : Sinar Baru, 1988)
Sumadi Suryabrata, Psikologi
Pendidikan,_(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002), Cet, Ke-2
Wasty soematno, Psikologi
Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003), cet. Ke-4,
Wool Folk and.Anita, E Educational
Psycology, (Jakarta : Allin and Bacon, 1993
[1] Wasty Soematno, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2003), cet. 4, hlm. 2006
[2]Sarlito Wirawan S, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1989), hlm. 56
[3]M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1993), hlm. 128
[4]Sarlito Wirawan S, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1989), hlm. 57
[5]M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan,
(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), hlm. 129
[6]Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 75
[7]Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,
(Bandung: Rosda Karya, 2005), cet.11, hlm. 136
[8]Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2002), cet. 2, hlm. 74
[9]Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 4
[10]Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 45
[11]Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2002), cet. 2, hlm. 36
[12]Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2002), cet. 2, hlm.39
[13]Wool Folk and Anita, Educational Psycology, (Jakarta: Allin and Balcon,
1993), hlm.116
[14]Slamito, Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar, (Bandung:
Sinar Baru, 1988), hlm. 15
[15]Mulyadi. Psikologi Pendidikan.(Malang:
Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah LAIN Sunan Ampel Malang, 1991. hlm: 92-93
[16]Departemen Agama Republik Indonesia. Al-quran dan Terjemahnya,
hlm. 124
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda