Rabu, 09 Juli 2014

Makalah Motivasi dalam belajar



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari dalam dan luar diri siswa. Faktor luar misalnya fasilitas belajar, cara mengajar guru, sistem pemberian umpan balik, dan sebagainya. Faktor – faktor dari dalam diri siswa mencakup kecerdasan, strategi belajar, motivasi dan banyak lagi lainnya. Seseorang tidak berminat melakukan sesuatu berarti motif yang mendorong tidak kuat, sehingga prestasi kecakapan nyata (achievement) tidak sesuai dengan kecakapan (ability). Kita berbuat sesuatu karena adanya motif tertentu yang bekerja dalam diri dalam mencapai tujuan. Jadi dalam segala perbuatan terdapat disatu pihak daya yang mendorong dan dilain pihak tujuan yang dicapai.
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Pada saat kegiatan belajar mengajar, gaya dan cara seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran berbeda satu dengan yang lainnya. Metode yang digunakan, kebiasaan yang kurang baik yang dilakukan, atau materi yang diberikan oleh guru akan mempengaruhi daya tangkap siswa dalam menyerap materi yang ada. Kurikulum yang terlalu padat dengan materi yang kurang relevan dengan tujuan pembelajaran, hanya akan membuat bingung siswa, sehingga siswa menjadi kurang termotivasi untuk belajar. Keadaan ini mungkin disebabkan faktor tertentu seperti yang disebutkan di atas tadi, sehingga siswa tersebut kurang atau tidak berhasil dalam pelajarannya.
Motif merupakan dinamika dalam diri individu, merupakan pendorong, sehingga dengan demikian motif merupakan faktor penting dalam kehidupan termasuk dalam pendidikan dan pengajaran. Kekurangan motif dapat diatasi dengan memberikan motif. Soal motif dan motivasi merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan namun dapat dibedakan, karenamotivasi merupakan penjelmaan akan berhasilnya motif. Hilgard berkata, bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam individu yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang tertentu. (A general term characterizing the needs drives, aspirations, purposes of the organism as these initiate or regulated need satisfying or goal seeking behaviour).
Soal motivasi ini telaii lama menarik perhatian sarjana-sarjana psikologi. Hal ini karena tiap tindakan yang kita tampilkan berhubungan dengan motivasi. Ahli-ahli psikologi lebih­lebih psikologi pendidikan berusaha menyelidiki motivasi untuk diterapkan dalam bidang pendidikan. Dengan penggunaan motivasi di dalam pendidikan dan pengajaran akan dapat diharapkan hasil-hasil yang memuaskan. Dan sebagai seorang pendidik kita harus dapat mengetahui faktor motivasi dalam belajar, agar dalam pembelajaran dan pengajaran kita dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini akan mengkaji tentang:
1.      Apa yang dimaksud motivasi dalam belajar ?
2.      Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi dalam belajar ?



C.    TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan makalah ini sebagai berikut:
1.      Untuk mengkaji tentang motivasi dalam belajar.
2.      Untuk mengkaji faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi dalam belajar.
3.      Agar kita sebagai pendidik dapat mengetahui betapa pentingnya mempelajari tentang faktor motivasi dalam belajar.
4.      Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah psikologi pendidikan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    MOTIVASI DALAM BELAJAR
1.      Pengertian Motivasi Belajar
Banyak pakar yang merumuskan tentang definisi `motivasi' sesuai dengan kajian yang didapatnya. Rumusannyapun beraneka ragam, Namun demikian, ragam definisi tersebut memiliki ciri dan kesamaan. Di bawah ini deskripsi beberapa kutipan pengertian tentang `motivasi' sesuai dengan hasil kajian telaahan yang mereka dapat, yaitu:
a.       Stephen P. Robbins (2003:156) menyatakan motivasi sebagai proses yang menyebabkan intensitas (intensity), arah (Direction), dan usaha terus menerus (presistence) individu menuju pencapaian tujuan.
b.      Michel J. Jucius (Onong Uchjana Effendy, 1993: 69-70) menyebutkan `motivasi' sebagai "kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki".
c.       Motivasi merupakan proses psikologi yang membangkitkan dan mengarahkan perilaku pada pencapaian tujuan atau goal-directed behavior (Robert Kreitner clan Angelo Kinicki, 2001:205),
d.      James 0. Whittaker memberikan pengertian motivation/motivasi secara umum, bahwa motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut. Frederick J. MC Donald memberikan pengertian motivasi adalah perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan, motivasi merupakan bagian learning.[1]
Sedangkan dalam psikologi ada dua istilah yang pertama kali harus dipahami yaitu istilah motif dan motivasi, istilah motif berasal dari Bahasa Inggris yaitu motive atau motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak.[2]
Sedangkan menurut Henry B Garet dikutip dalam buku Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, motivasi adalah motive is a need, aspiration, ambition, or purpose (motivasi adalah berupa kebutuhan, aspirasi, hasrat atau tujuan).[3]Dengan demikian pengertian motif adalah masih berupa aspirasi, ide-ide atau energi dasar yang mendorong individu melakukan aktifitas atau mencapai suatu tujuan. Kemudian itilah motivasi merupakan istilah yang lebih umum motivasi menunjuk seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan daripada gerakan tersebut.[4]
Pengertian lain dari motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan dan yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan yang nyata yang ingin dicapai.[5]
Jadi hubungan motif dan motivasi adalah dua hal yang berbeda tetapi saling terkait dan tak bisa dipisahkan, motif merupakan kondisi intern individu yang belum aktif, sedangkan motivasi adalah kondisi dari motif yang telah, ada suatu kebutuhan.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan "Keseluruhan" karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa belajar.
Pembelajaran hendaknya mampu meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik sebanyak mungkin. Hak ini berarti bahwa pendidik harus mampu menarik minat dan meningkatkan hasrat ingin tahu peserta didik terhadap materi yang di sajikan. Untuk mencapai kearah itu ada beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik dalam meningkatkan motivasi instrinsik peserta didik.
1.  Membangkitkan minat belajar
Pengkaitkan pembelajaran dengan minat peserta didik adalah sangat penting, dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting membangkitkan hasrat ingin tahu peserta didik mengenai pelajaran yang akan datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh pendidik. Cara lain yang dapat dilakukan adalah memberikan pilihan kepada peserta didik tentang materi pembelajaran yi,ng akan dipelajari dan cara-cara mempelajarinya.
2.  Mendorong rasa ingin tahu
Pendidik yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk membangkitkan dan memelihara rasa ingin tahu peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskonveri, inkuiri, dickusi, curah pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu peserta didik.


3.  Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik
Motivasi intrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan matei pembelajaran yang menarik, dan juga penggunaan variasi metode penyajian.
4.  Membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan belajar
Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan, apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri, dan bukan dirumuskan atau di tetapkan oleh orang lain.
Oleh karena itu pendidik hendaknya mendorong dan membantu peserta didik agar merumuskan dan mencapai tujuan belajarnya sendiri. Cara lain yang dapat dilakukan adalah apabila pendidik yang merumuskan tujuan pembelajaran, maka sampaikan tujuan pembelajaran itu kepada peserta didik agar mereka merasa memiliki tujuan pembelajaran tersebut.
Sardiman dalam buku intreaksi dan motivasi belajar mengajar menemukakan motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.[6]
Dengan demikian penulis dapat mengambil kesimpulan motivasi belajar adalah dorongan yang lahir dalam diri individu atau luar individu untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan perubahan tingkah laku pada dirinya baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif sesuai dengan tujuan tertentu.
2.      Bentuk – bentuk Motivasi dalam Belajar
Menurut sifatnya motivasi dibedakan atas 3 macam :
          Motivasi takut atau fear motivation, yaitu individu melakukan suatu  
perbuatan dikarenakan adanya rasa takut. Dalam hal ini seseorang melakukan sesuatu perbuatan dikarenakan adanya rasa takut, misalnya takut karena ancaman dari luar, takut Aku mendapatkan hukuman dan sebagainya.
a.    Motivasi insentif atau incentive motivation, yaitu individu melakukan sesuatu perbuatan untuk mendapatkan sesuatu insentif, bentuk insentif bermacam-macam seperti mendapatkan honorarium, bonus, hadiah, penghargaan dan lain-lain.
b.    Motivasi sikap atau attitude motivation/self motivation sikap merupakan suatu motivasi karena menunjuklcan ketertarikan atau ketidak tertarikan seseorang terhadap suatu objek, motivasi ini lebih bersifat intrinsik, muncul dari dalam individu, berbeda dengan kedua motivasi sebelumnya yang lebih bersifat ekstrintik yang datang dari luar diri individu.
Sejalan dengan macam-macam motivasi menurut sifatnya, Muhibbin Syah berpendapat dalam buku psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam:
1.      Motivasi intrinsik yaitu : hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.
2.      Motivasi ekstrinsik yaitu : hal dan keadaan yang datang dari luar individu.[7]
Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivai intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh pada orang lain. Melihat dari beberapa macam-macam motivasi tersebut, maka dalam hal ini penulis bisa mengambil kesimpulan bahwa dasarnya motivasi dapat dibedakan atas dua bagian yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik yaitu dorongan-dorongan yang berasal dari dalam diri anak timbul secara sadar dan terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, motivasi ini telah ada dalam diri seseorang tanpa dorongan dari luar serta berhubungan dengan orang lain,sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu seseorang melakukan sesuatu karena adanya rangsangan dari luar seperti rasa takut, ingin mendapatkan hadiah dan lain sebagainya.
Namun diantara motivasi tersebut motivasi intrinsiklah yang lebih tahan lama yang dapat memberikan hasil yang memuaskan pada diri seseorang, karena motivasi ini ditimbulkan atas kesadaran sendiri untuk memperoleh hasil atau tujuan yang diinginkan.Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata bahwa aktivitas yang didorong oleh motivasi intrinsik ternyata lebih sukses dan pada didorong oleh motivasi ekstrinsik. Karena itulah alangkah baiknya kalau dapat ditimbulkan seluas mungkin motivasi intrinsik itu pada anak-anak didik kita. Hal ini dapat diusahakan dengan jalan menumbuhkan minat mereka.[8]
Walaupun motivasi intrinsik dapat memberikan hasil yang memuaskan, tetapi motivasi eksuinsikpun dibutuhkan bagi kehidupan seseorang is pun mempunyai peranan yang besar karena dengan motivasi ekstrinik seseorang akan lebih sungguh-sungguh melakukan suatu perbuatan karena adanya keinginan yang hendak dicapai dan dorongan dari luar dari dirinya. Kedua jenis motivasi tersebut hendaknya dapat saling mendukung dan saling melengkapi antara satu dengan yang Iainnya, apabila motivasi intrinsik telah tumbuh dan berkembang dalam diri seorang anak, maka anak kurang mampu mengembangkan dan menumbuhkan motivasi intrinsik maka anak tersebut perla dirangsang dari luar agar motivasi tumbuh dengan baik.


B.     FAKTOR – FAKTOR MOTIVASI DALAM BELAJAR
Secara umum faktor-faktor motivasi belajar siswa diklasifikasikan kepada­ dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor-faktor tersebut akan penulis terangkan melalui rincian berikut ini :
1.      Faktor Intern
Faktor intern adalah seluruh aspek yang terdapat dalam diri individu yang belajar, baik aspek fisik (fisiologis) maupun aspek psikis (psikologis).
a.       Aspek Fisik (fisiologis)
Seorang atau siswa yang sedang belajar tentunya membutuhkan fisik yang sehat. Keadaan fisik yang sakit akan mempengaruhi seluruh jaringan tubuh sehingga motivasi belajar tidak akan terarah. Keadaan sakit pada tubuh atau fisik akan mengakibatkan cepat lemah, kurang bersemangat, mudah pusing dan sebagainya. Oleh sebab itu agar seseorang dapat belajar dengan baik, maka is harus mengusahakan kesehatannya. Keadaan cacat seperti buta, tuli, pincang dan cacat fisik lainnya yang dapat mempengaruhi motivasi belajamya.
b.      Aspek Psikis (psikologis)
Sedikitnya ada delapan faktor psikologis yang mempengaruhi motivasi belajar seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat dan motif. Kedelapan faktor tersebut diterangkan melalui rincian sebagai berikut:
1)      Perhatian
Sardiman menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek pelajaran, atau banyak sedikitnya, kesadaranyang menyertai belajar.[9]Makin sempurna perhatian yang menyertai motivasi akan semakin sukseslah dalam menghadapi pelajaran itu, dalam kenyataannya sebagian besar pelajaran diterima murid dengan sengaja, karena itu guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya.
2)      Pengamatan
Pengamatan adalah cara mengenal dunia rail, baik dirinya sendiri maupun lingkungannya dengan segenap panca indera, karena fungsi pengamatan sangat sentral pada alat-alat pengamatan yaitu panca indera perlu mendapatkan perhatian secukupnya dari pendidik, sebab tidak normalnya panca indra akan berakibat terhadap jalannya usaha pendidikan kepada anak didik, panca indra sangat dibutuhkan untuk motivasi belajar.
3)      Tanggapan
Menurut Sardiman tanggapan adalah gambaran atau bekas yang tertinggal dalam yang tertinggal dalam ingatan setelah melakukan pengamatan.[10]Tanggapan itu akan memiliki pengaruh terhadap peranan dan motivasi belajar setiap siswa linschotin memberikan definisi "Menganggap" adalah melakukan kembali sesuatu perbuatan atau melakukan sebelumnya sesuatu perbuatan tanpa hadirnya objek fungsi primer yang merupakan dasar dari modalitas tanggapan itu. (Kohnstamm, dkk. 1995, h. 106). Tanggapan juga bisa didefinisikan sebagai bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan (Bgot et al., 1950, p. 72).[11]
4)      Fantasi
Fantasi didefinisikan sebagai daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang sudah ada, dan tanggapan baru itu tidakharus sesuai dengan benda-benda yang ada.[12]
5)      Ingatan
Ingatan merupakan kecakapan untuk meneria, menyimpan dan memproduksi kesan­kesan di dalam belajar. Hal ini sekaligus untuk menghindari kekpaan, lupa sebagai gejala psikologis yang selalu ada.
6)      Berfikir
Berfikir adalah merupakan aktifitas mental untuk dapat merumuskan pengertian menghipnotesis dan menarik kesimpulan. Kegiatan-kegiatan tersebut lazim dilakukan oleh siswa ketika sedang belajar, karena itu proses berfikir turut menentukan intensitas motivasi belajar siswa.
7)      Bakat
Bakat dianggap sebagai salah satu kemampuan manusia untuk melakukan sesuatu dan sudah ada sejak manusia itu lahir faktor-faktor bakat itu berkaitan erat dengan persoalan intelegensia yang merupakan struktur mental yang melahirkan kemampuan untuk memahami sesuatu.
8)      Motif
Motif merupakan daya pendorong yang menyertai individu untuk melakukan sesuatu kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Motif ini tidak dapat diamati tetapi dapat disimpulkan, karena adanya suatu bentuk kekuatan yang dapat disaksikan oleh mata. Kegiatan yang dilkaukan oleh seseorang itu tentu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut.

2.      Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah seluruh aspek yang terdapat diluar diri individu yang sedangbelajar. Faktor ekstern dapat mempengaruhi motivasi belajar. Faktor ekstern dapatdikelompokkan menjadi lima faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat atau sosialdisamping lingkungan alam faktor kelompok (peer group) dan faktor budaya.
a.       Faktor Keluarga
Keluarga memberikan pengaruh penting terhadap motivasi belajar anak, walaupun demikian pengaruh keluarga terhadap motivasi belajar anak bervariasi menurut tinggal sosial, ekonomi dan Tatar belakang budaya orang tua dari golongan sosial ekonomi menengah keatas cenderung lebih banyak memberikan rangsangan bagi anak-anaknya. Sedangkan orang tua dari golongan sosial ekonomi kebawah cenderung untuk lebih memikirkan bagaimana mereka memenuhi kebutuhan hidup sehingga kurang memperhatikan kebutuhan belajar anak-anaknya. Namun banyak pula orang tua yang berpenghasilan rendah memiliki usaha-usaha untuk mendukung anak-anak mereka agar dapat berhasil di sekolah dan banyak anak mereka yang prestasinya tinggi. Mereka melakukan ini dalam rangka memperbaiki taraf hidup keluarga agar tidak terus merfrus hidup dalam kemiskinan.
Faktor-faktor keluarga yang mempengaruhi rendahnya kemampuan kognitif pada masa usia sekolah antara lain adalah sikap orang tua yang tidak mendukung pendidikan, harapan orang tua yang rendah terhadap anak-anaknya dan iklim intelektual yang kurang menyenangkan di rumah.[13]
b.      Faktor Sekolah

Faktor sekolah baik lingkungan sekolah maupun unsur-unsur yang terlibat di dalamnya, seperti guru, teman-teman dan lingkungan sosial sekitar sekolah turut mempengaruhi tinggi rendahnya kadar motiasi belajar siswa. Dalam belajar misalnya, siswa akan kurang termotivasi jika bahan pelajaran yang disampaikan belum sesuai dengan taraf kemampuan berpikirnya.
Begitu pula guru bisa menjadi faktor pendukung dan penghambat motivasi belajarsiswa di sekolah. Seseorang guru akan menjadi pendorong motivasi belajar siswa, jika guru itu mampu memberikan stimulus belajar dan memberikan pendekatan dengan siswanya. Misalnya bila ditemukan ada seorang siswa yang sedang mendapat kesulitan dalam memahami sesuatu pelajaran, maka seorang guru dituntut memberikan cara atau jalan yang berfungsi sebagai umpan atau stimulus yang selanjutnya diharapkan siswa itu sendiri aktif mencari alternatif penyelesaiannya.

c.       Faktor Masyarakat atau Lingkungan Sosial
Dalam proses belajar mengajar sering kali ditemukan suatu keadaan tertentu dalam mendorong siswa, tetapi berkaitan erat dengan corak kehidupan masyarakat atau bersumber pada lingkungan alam. Gaya hidup suatu lingkungan masyarakat tertentu dalam mendorong siswa untuk termotivasi belajarnya atau sebaliknya.
Oleh karena itu lingkungan sosial dapat dikatakan turut mempengaruhi tinggi rendahnya kadar motivasi siswa dalam belajar. Menurut Slameto pengaruh itu terjadi karena keberadaan pada siswa dalam masyarakat, teman bergaul, kehidupan masyarakat dan taraf dalam pendidikan masyarakat yang bersiat multi kompleks.[14]

d.      Faktor Kelompok
Faktor kelompok dapat juga mempengaruhi motivasi belajar siswa,bahwa karakteristik kelompok yang meliputi jumlah,struktur, sikap kelompok dan kepemimpinan kelompok dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, maka dari itu guru harus memahaminya dan mampu mengatur pelaksanaannya sehingga memungkinkan siswa termotivasi dalam belajarnya.
e.       Faktor Budaya
Latar belakang budaya yang menekankan pada pentingnya keberhasilan dalam pendidikan akan menjadi pendorong berhasilnya anak dalam pendidikan, kebudayaan Jepang misalnya, menempatkan keberhaislan pendidikan sebagai nilai yang tinggi dan pendidikan anak menjadi prioritas utama.

Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan akan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitannya dengan itu perlu diketahui ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:
a.    Kematangan
b.     Usaha yang bertujuan
c.     Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi
d.     Partisipasi
e.     Penghargaan dan hukuman.[15]
Berikut ini uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar:
a)                Kematangan
Dalam pemberian motivasi, faktor kematangan fisik, sosial dan psikis haruslah diperhatikan, karena hal itu dapat mempengaruhi motivasi. Seandainya dalam pemberian motivasi itu tidak memperhatikan kematangn, maka akan mengakibatkan frustasi dan mengakibatkan hasil belajar tidak optimal.
b)               Usaha yang bertujuan
Setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, akan semakin kuat dorongan untuk belajar.
c)                Pengetahuan mengenai basil dalam motivasi
Dengan mengetahui basil belajar, siswa terdorong untuk lebih giat belajar. Apabila hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa akan berusaha untuk mempertahankan ataumeningkat intensitas belajarnya untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik di kemudian hari. Prestasi yang rendah menjadikan siswa giat belajar guna memperbaikinya.
d)               Partisipasi
Dalam kegiatan mengajar perluh diberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan belajar. Dengan demikian kebutuhan siswa akan kasih sayang dan kebersamaan dapat diketahui, karena siswa merasa dibutuhkan dalam kegiatan belajar itu.
e)                Penghargaan dengan hukuman
Pemberian penghargaan itu dapat membangkitkan siswa untuk mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja. Pengharagaan adalah alat, bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan agar penghargaan ini menjadi tujuan.
Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seseorang menerima pengharagaan karena telah melakukan kegiatan belajar yang baik, is akan melanjutkan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas. Sedangkan hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Mengenai ganjaran ini juga dijelaskan dalam Al:Qur'an surat An-Nisa' ayat 124 berikut ini :
ÆtBurö@yJ÷ètƒz`ÏBÏM»ysÎ=»¢Á9$#`ÏB@Ÿ2sŒ÷rr&4Ós\Ré&uqèdurÖ`ÏB÷sãBy7Í´¯»s9'ré'sùtbqè=äzô‰tƒsp¨Yyfø9$#ŸwurtbqßJn=ôàãƒ#ZŽÉ)tRÇÊËÍÈ
Artinya:
Barang siapa yang mengerjakan amal-aural soleh baik laki-laki maupun wanita sedang ia seorang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walaupun sedikitpun. (QS. An-Nisa' : 124)[16]

Elliot (2000:345) menerangkan terdapat enam faktor yang mempengaruhi motivasi. Yang pertama adalah kecemasan. Kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan yang biasanya menyebabkan kelelahan, kesulitan dan gejala yang lainnya. Yang kedua adalah ketertarikan. Yang ketiga adalah pengendalian diri. Yang keempat adalah kegagalan belajar. Yang kelima adalah efesiensi diri, dan yang terakhir adalah lingkungan belajar.
Selain mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, guru juga perlu mengetahui ciri-ciri dari siswa yang termotivasi, yaitu :
a.       Berorientasi positif pada tugas
b.      Mempunyai ego
c.       Berkeinganan untuk berprestasi
d.      Beraspirasi pada tujuan
e.       Ketekunan
f.       Bertoleransi pada kegagalan
Siswa yang termotivasi adalah siswa yang mempunyai pikiran positif. Dia menemukan betapa pentingnya belajar itu. Dia tidak menyerah bila menemui kegagalan. Dia percaya bahwa lama kelamaan dia akan bisa. Terdapat beberapa penelitian bahwa motivasi berbanding lurus terdapat hasil belajar siswa. Maksudnya adalah murid yang termotivasi dalam pembelajaran mempunyai hasil belajar yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa, faktor-faktor yang turat mempengaruhi motivasi belajar siswa itu beraneka ragam. Tidak saja dari diri siswa itu sendiri melainkan juga dari luar siswa, bagi seorang yang bijaksana yang ingin memajukan motivasi belajar pada diri siswa tentunya harus memperhatikan faktor-faktor penyebab mengapa siswanya memiliki motivasi demikian, kemudian dibimbingtya siswa itu untuk memiliki belajar yang lebih baik.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Motivasi merupakan salah sate faktor yang ikut menentukan keberhasilan anak di dalam belajar. Begitu banyaknya peran morivasi tersebut, banyak para ahli yang membahas bagaimana motivasi tersebut muncul, bagaimana dapat mengembangkan motivasi, apakah macam-macam motivasi tersebut menentukan prestasi yang di capai anak dan bagaimana pendidik dalam memberikan penghargaan hingga dapat meningkatkan motivasi tersebut.
Motivasi adalah penting, bahkan tanpa kesepakatan tertentu mengenai definisi konsep tersebut. Apabila terdapayt dua anak yang memiliki kemampuan sama dan pemberian peluang dan kondisi yang sama untuk mencapai tujuan, kinerja dan hasil yang di capai oleh anak yang termativasi akan lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak termotivasi.
Prinsip, yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri, dan bukan dirumuskan atau di tetapkan oleh orang lain.
Faktor-faktor yang turut mempengaruhi motivasi belajar siswa itu beraneka ragam. Tidak saja dari diri siswa itu sendiri melainkan juga dari lttar siswa, bagi seorang yang bijaksana yang ingin memajukan motivasi belajar pada diri siswa tentunya harus memperhatikan faktor-faktor penyebab mengapa siswanya memiliki motivasi demikian, kemudian dibimbingnya siswa itu untuk memiliki belajar yang lebih baik.
B.     SARAN
Motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk memperoleh keberhasilan dan berpartisipasi aktif di dalam suatu kegiatan. Keberhasilan yang di capai dipandang sebagai buah dari usaha dan kemampuan personal yang dicurahkan dalam mengerjakan tugas.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen AgamaRebuplik Indonesia Al-qur'an dan Terjemahannya.
Dr. Achmad Rifa'i RC. M.Pd, dkk, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2009
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikolog Umum dan Perkembangan (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1993
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT. RemajaRosda Karya, 2005), Cet, Ke-11
Mulyadi. Psikologi Pendidikan. Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang,1991.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002. Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001
Petersen,Lindy, Bagaimana Memotivasi Anak Belajar ,2004, Jakarta:Grasindo.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2004),
Sarlito Wirawan S. Pengantar Umum Psikologi (Jakarta : Bulan Bintang, 1989)
Slamito, Fakior-faktor yang Mempengaruhi Belajar, (Bandung : Sinar Baru, 1988)
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,_(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002), Cet, Ke-2
Wasty soematno, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003), cet. Ke-4,
Wool Folk and.Anita, E Educational Psycology, (Jakarta : Allin and Bacon, 1993


[1] Wasty Soematno, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), cet. 4, hlm. 2006
[2]Sarlito Wirawan S, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989), hlm. 56
[3]M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), hlm. 128
[4]Sarlito Wirawan S, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989), hlm. 57
[5]M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), hlm. 129
[6]Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 75
[7]Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda Karya, 2005), cet.11, hlm. 136
[8]Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), cet. 2, hlm. 74
[9]Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 4
[10]Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 45
[11]Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), cet. 2, hlm. 36
[12]Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), cet. 2, hlm.39
[13]Wool Folk and Anita, Educational Psycology, (Jakarta: Allin and Balcon, 1993), hlm.116
[14]Slamito, Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar, (Bandung: Sinar Baru, 1988), hlm. 15
[15]Mulyadi. Psikologi Pendidikan.(Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah LAIN Sunan Ampel Malang, 1991. hlm: 92-93
[16]Departemen Agama Republik Indonesia. Al-quran dan Terjemahnya, hlm. 124

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda