Aku Layak sebagai Guru Berpristasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jaman dulu banyak orang yang tidak
mau jadi guru, karena guru jaman dulu adalah pengabdian yang sebenarnya.
Banyak guru yang hidupnya serba tidak berkecukupan tapi mereka tetap bertahan
dengan profesinya sebagai guru, karena tugas guru dianggap sebagai tugas mulia
yang tidak bisa diukur dengan uang.
Guru banyak disegani murid
dan masyarakat karena pengabdiannya,
kesederhanaannya, dan pantang menyerah di tengah keserbatiadaan fasilitas dan
kurang perhatian masyarakat / pemerintah terhadap profesi guru.
Dunia pendidikan saat ini sudah jauh
berbeda dengan zaman dahulu, dahulu menjadi seorang guru merupakan prestige
bagi pandangan masyarakat tetapi berbeda dengan hari ini profesi guru bagaikan
emas sehingga banyak orang yang berkeinginan untuk menjadi seorang guru.
Mengapa demikian ?
Pilihan menjadi seorang guru merupakan suatu pilihan yang tepat , hal
ini dilihat dari waktu kerja guru yang lebih pendek dibanding dengan pekerjaan lain . bidang tugasnya bisa
dikatakan mudah dan menyenangkan. Selain itu kedudukan guru dimasyaribakat
dipandang terhormat karena ilmu yang diajarkan sangatlah berharga. Dengan
fenomena seperti itulah maka profesi guru sekarang menjadi incaran sebagian
orang. Dari hal tersebut maka terkadang timbul
suatu pertanyaan masih layakkah ungkapan Guru Adalah Pahlawan Tanpa
Tanda Jasa?
Tetapi jaman telah berubah, guru tampaknya sudah menjadi suatu profesi yang
menjanjikan, terutama dilihat dari segi materi. Pemerintah telah mengalokasikan
dana sebesar 21% dari APBN, untuk peningkatan kualitas pendidikan termasuk
didalamnya kesejahteraan guru.
Namun pengabdian tidak diukur dari besar kecilnya penghasilan, karena gaji
besar bukan jaminan meningkatnya kualitas pendidikan. Wallahu alam. Pendidikan
di Indonesia belum mengalami pemerataan pendidikan, artinya masih banyak daerah
– daerah terpencil di Indonesia yang kekurangan guru. Padahal kita ketahui
gurulah yang akan mengubah paradigma siswa yang tidak paham menjadi paham, yang
tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mengerti menjadi mengerti. Dengan kata lain
tanpa kehadiran guru, profesi – profesi lain tidak akan berkembang.
Dengan kondisi yang demikian memotivasi penulis untuk mengabdikan diri
karena pengabdian guru didasari semangat pengabdian memanusiakan manusia yang
merupakan pondasi pendidikan kita.
Namun perkembangan jaman semakin lama sangat sulit menemukan pribadi –
pribadi yang bersedia mengamalkan baktinya untuk menjadi guru tanpa diikuti
adanya tuntutan materi. Bagaimanapun materi juga tak dapat dinafikkan untuk
menopang kebutuhan hidup guru. Tidaklah berlebihan jika pengabdian guru yang
tanpa ambisi memperoleh kedudukan serta materi kepadanya layak disebut pahlawan tanpa tanda jasa.
Keadaan telah berubah, gejala peningkatan minat masyarakat untuk terjun
dalam peluang dunia kerja menjadi tenaga pendidik, berprofesi sebagai guru. Hal
tersebut berbeda keadaannya dengan kurun
waktu 10 – 20 tahun ke belakang. Citra guru masih memiliki kesan sebagai satu
profesi yang luhur. Keluhuran dedikasi teralamatkan pada gaji guru yang sangat
tidak sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Popularitas guru sebagai profesi berada
jauh dibawah profesi mentereng lainnya, misal dokter.
Maka tak heran jika ada guru sepulang mengajar kemudian bekerja sambilan
seperti gambaran Iwan Fals dalam lagunya “Oemar Bakri”. Gambaran oemar bakri,
sekarang ini hampir dikatakan tidak ada lagi. Fenomena yang ada, lebih
bijaksana kjika profesi guru tidak dijadikan sebagai profesi untuk menumpuk
materi, tapi perlu dipilah – pilah antara profesi guru sebagai bentuk
profesionalisme kerja dengan profesi guru sebagai bentuk pengabdian masyarakat.
“Pendidikan
bukanlah segala – galanya, namun segala – galanya berawal dari pendidikan”.
(peribahasa)
Pengabdian
adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah
perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan
dan kesetiaan, cinta, dan kasih sayang atau satu ikatan semua itu dilakukan
dengan ikhlas.
Di dalam jejaring sistem pendidikan yang begitu kompleks, guru berperan
sebagai sentral. Kualitas guru adalah bagaimana guru mengabdi, bagaimana cara
guru mencintai profesinya. Ketika guru mencintai profesinya, maka pengabdiannya
akan seluruhnya diberikan pada siswa – siswanya, akan dilakukan yang terbaik
yang mampu dilakukan oleh guru tersebut.
Tak mengenal lelah dan tempat guru mengabdi dengan tulus mencerdaskan anak
bangsa. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yang benar – benar berjuang
untuk negeri. Kesediaan seorang guru ditempatkan dipelosok adalah pengabdian
yang menuntut pengorbanan.
Tanggung jawab guru yang terpenting adalah merencanakan dan menuntun murid
– murid melakukan kegiatan – kegiatan belajar untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang diinginkan serta mengembangkan kurikulum sekolah. Selain itu
tanggung jawab seorang guru yang dengan membina siswa agar menjadi manusia
berwatak ( berkarakter ). Mengembangkan watak dan kepribadiaan siswa sehingga
mereka memiliki kebiasaan, sikap dan cita – cita, berpikir dan berbuat, berani
dan bertanggung jawab, ramah dan mau bekerjasama, bertindak atas dasar nilai –
nilai moral yang tinggi. Semua jadi tanggung jawab guru.
Kontekstualisasi dalam perbedaan guru dulu dengan guru sekarang, sangat
disadari bukanlah satu pekerjaan yang gampang, tetapi usaha – usaha itu
diperlukan untuk menghindari ketrjebakan psikis profesionalisme kerja pada
pencapaian hasil materi semata.
Sering dijumpai di lapangan, beberapa guru mengajar hanya sebagai rutinitas
administratif kerja semata. Misal, ketika guru masuk dalam kelas, kemudian
memberikan materi pembelajaran seadanya, tanpa persiapan dan konsep layaknya
silabus, RPP. Bahkan miris, jika seorang guru justru mangkir dari tugasnya
lantaran harus memilih kerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari –
hari.
Memahami betapa pentingnya peran guru sebagai pilar membangun moral
generasi muda bangsa, maka pribadi unggul pada idealisme guru dalam arti
kemurniaan pengabdian untuk mendidik adalah yang utama.
Visi serta
misi hidup dan kehidupan penulis adalah:
Visi : Hiduplah
dalam pengabdian yang dilandasi kesabaran dan keikhlasan, untuk
pengabdian masyarakat.
Misi :
1.
Selalu berbuat yang terbaik dengan
melakukan hal hal yang baik
2.
Setiap perbuatan adalah pengabdian
kepada Allah sebagai hamba Allah
3.
Menjadikan pekerjaan sebagai
panggilan jiwa
4.
Menjadikan pekerjaan sebagai
pengabdian kepada Allah,bangsa dan
negara
5.
Menjadikan setiap langkah dalam
bekerja sebagai bagian diri
6.
Selalu sabar dalam menghadapi
permasalahan
7.
Ikhlas dalam melakukan pekerjaan dan
kehidupan dalam masyarakat
BAB II
PRESTASI YANG LAYAK MENJADIKAN SAYA SEBAGAI GURU BERPRESTASI
A. Guru
Berprestasi.
Menjadi seorang guru adalah
panggilan jiwa yang kurasakan semenjak saya duduk di-Sekolah Dasar,saya begitu
mengagumi peran seorang guru yang begitu mulia.waktu itu saya begitu kamgum
dengan seorang ibu guru yang bernama”Siti Aisyah,beliau mengajar mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial,beliau begitu cantik,lincah dan penuh karisma,suara
beliau indah dan nyaring dan tegas dan penuh wibawa,begitu menyayangi
siswanya.beliau setiap hari naik sepeda kesayangan dan tidak pernah mengeluh
walaupun jarak yang ditempuh begitu jauh antara sekolah dan rumah beliau,beliau
hampir tidak pernah terlambat dan keceriaan serta senyum selalu menghias
wajahnya yang tulus.
Kini saya sudah menjadi seorang guru
sejak tahun 1996 hingga sekarang dan sudah menjadi seorang guru selama 18
tahun.Banyak suka duka dan pengalaman selama menjadi seorang guru sejak
dianggkat menjadi CPNS.
Guru berprestasi adalah guru yang
memiliki kemampuan dan keberhasilan melaksanakan tugas dengan kepribadian yang
sesuai dengan profesi guru dan memiliki wawasan kependidikan sehingga , secara
nyata mampu meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran atau bimbingan
melebihi yang dicapai oleh guru lain sehingga dapat dijadikan panutan oleh
siswa, rekan sejawat maupun masyarakat sekitar.
Prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun
kelompok. (Djamarah, 1994). Prestasi tidak mungkin dicapai tanpa adanya
pengorbanan, dan tindakan yang sungguh –
sungguh. Dalam kenyataannya prestasi untuk mendapatkan prestasi tidaklah
semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus dengan pengorbanan dan
berbagai rintangan dalam mencapainya. Hanya dengan keuletan, kegigihan dan
optimisme prestasi dapat dicapai.
Menjadi guru berarti menjadi pemburu
dan pecinta ilmu. Guru `dipaksa` untuk terus berolah pikir. Mengembangkan ilmu
yang diperoleh selama di sekolah dan kuliah. Tidak jarang, guru bahkan
mendapatkan ilmu baru yang tidak ada dibangku sekolah atau kuliah. Belum lagi
beragam persoalan menyangkut murid, semakin menambah kematangan pribadi guru
dalam berpikir dan bersikap. Inilah universitas kehidupan yang sesungguhnya.
Seorang guru berprestasi adalah
harapan dunia pendidikan dan pilar tegaknya kemajuan bangsa. Guru berprestasi
adalah yang mampu mengabdi dengan penuh ketulusan, yang rela mengorbankan
waktu, tenaga, dan pikirannya dalam mentransfer ilmunya kepada peserta didik.
Guru berprestasi adalah yang mampu melihat, mendengar, dan merasakan setiap
kesulitan yang dihadapi anak didiknya. Ia tidak hanya mampu mengajar tetapi
juga mampu mendidik dan memberi kasih sayang kepada anak didik. Dan guru
berprestasi adalah yang mampu menjunjung tinggi profesionalitas dan kualitas
pengajarannya sebagai pendidik.
Keberhasilan guru berprestasi tidak
terletak pada jabatan dan uang, tetapi pada orang yang mengerjakannya. Karakter
dan sikap mental seseorang lebih menentukan keberhasilan ketimbang jabatan dan
uang, karena jabatan dan uang adalah bersifat kebendaan duniawi yang begitu
fana dan rapuh, yang sewaktu – waktu bisa hilang atau rusak. Guru yang
berprestasi memiliki karakter dan sikap mental yang baik dan kuat terwujud dari
sifat, sikap dan perilaku yang dimasukan dalam kategori positif, yaitu jujur,
percaya diri dan dapat dipercaya, rendah hati, tangguh, ulet, optimis, pantang
menyerah, disiplin.
Guru adalah cermin keteladan bagi
anak didiknya, maka pantulan segala bentuk prestasi, kelebihan, kemampuan,
kecerdasan, kebijaksanaan, kasih sayang, dan segala bentuk pemahaman kepada
anak didik dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati. Dalam pengembangan diri,
seorang guru tidak bisa hanya sekedar belajar teori – teori dalam ruangan yang
terbatas, melainkan guru harus berpikir tentang hal – hal yang berkaitan dengan
masalah – masalah dalam kehidupan sehari – hari, yang terpenting adalah
bagaimana seorang guru harus berpikir secara mandiri, kreatif, inovatif dan
berkualitas.
Guru harus mampu melaksanakan dan
mengatur waktunya dengan baik. Guru harus mampu mengatur pekerjaan dengan baik,
maka pekerjaan yang perlu ditangani sendiri dan mana yang perlu ditangani dan
didelegasikan kepada orang lain. Guru harus bisa menghargai apa yang perlu
dihargai menurut skala prioritas. Seorang guru sesibuk apapun harus selalu
mengambil keputusan untuk menciptakan suatu rencana – rencana. Seorang guru
harus selalu memulai hari – harinya dengan sesuatu dari hasil ciptaannya atau
kemampuan sendiri. Seorang guru harus mampu melakukan sesuatu secara efektif,
efisien, dan produktif, misalnya dalam hal belajar mengajar, mengembangkan
kecerdasan anak didiknya dan mengembangkan profesionalitasnya sebagai guru atau
hal – hal lainnya.
Banyak orang yang merasa bangga
dengan kekayaannya, bangga dengan keilmuannya, dan bangga dengan kekuasaannya.
Sebagai guru yang mampu mengabdikan diri penuh ketulusan pada anak didik, dan
mampu berhasil menjadi guru yang berprestasi adalah merupakan kebanggaan
penulis. Penulis bangga dengan pengabdian sebagai sebagai guru, bangga sebagai
guru berprestasi. Kebanggaan sebagai guru berprestasi adalah prestasi yang
mulia, prestasi untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Bangga atas
keberhasilan menjadi guru berprestasi harus dijadikan sebagai pemicu untuk
terus berprestasi.
B. Saya sebagai
guru berprestasi
Sebagai seorang guru penulis
berkeyakinan penulis layak sebagai guru berprestasi karena saya memiliki
prestasi dalam tugas penulis seperti yang akan saya jabarkan dibawah ini.
a.
Pengalaman kerja sebagai guru
Penulis
sudah menjadi guru sejak diangkat sebagai CPNS tahun 1996 dan diangkat sebagai
PNS tahun 1998,semenjak diangkat CPNS sampai sekarang menjadi guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan selalu menjadi koordiantor kerohanian
disekolah dan membimbing siswanya untuk selalu menjalankan Ajaran Agama dirumah
dan disekolah dan menjadikan siswa siswi menjadi anak yang berkarekter baik dan
berakhlak mulia.
b.
Perestasi Penulis dalam aktivitas
pembimbingan siswa dan pengembangan diri siswa.
Prestasi yang saya miliki :
1.
Sebagai guru Pendidikan Agama Islam
semenjak tahun 1996 sampai sekarang
2.
Sebagai guru Pendidikan Agama Islam
siswa saya sudah banyak berprestasi di beberapa lomba seperti :
a.
Lomba Tasfiz al qur’an pada MTQ
tingkat kabupaten
b.
Lomba fildacil antar sekolah
c.
Lomba Azan antar sekolah
d.
Lomba Hafalan surah pendek antar sekolah
e.
Lomba cerdas cermat antar sekolah
f.
Lomba sholat berjamaah antar sekolah
BAB III
PRESTASI DALAM KELUARGA DAN MASYARAKAT
A. Saya dan
keluarga
Nama saya Rusini anak dari seorang ayah bernama Juhani,dan
ibu bernama Rumiah,saya lahir di sebuah desa kecil yang memiliki
pesawahan yang sangat luas karena itu desa saya bernama Padang Basar
yang berarti sawah yang luas,kecamatan Amuntai Utara kabupaten Hulu
Sungai Utara provinsi Kalimantan selatan.
Saya menikah dengan Muhammad Nur,M.Pd bekerja sebagai guru di Madrasah
Ibtidaiyyah Negeri Teluk Lingga,saya dikaruniai 3 orang putra.
1. Putra
pertama bernama Rifqi Nurhadi,sekarang sedang kuliah semester 2
2. Putra kedua bernama Ade Apriadi Dwianata,Kelas
1 SMU
3 Putra ketiga,Muhammad Syafiq Al
Munawar,kelas 3 Sekolah Dasar.
Penulis bertugas di Sekolah
Dasar Negeri 011 Sangatta Utara sejak 1
April 2014,dengan sebelumnya penulis bertugas di SDN 001 Sangatta
Utara,dikernakan SDN 001 Sangatta Utara harus dipecah karena muridnya sudah
terlalu berlebih,dan penulis mengikuti siswa.
Penulis tinngal di sebuah
bernama Desa Sangatta Selatan Kecamatan Sangatta Selatan,Kabupaten Kutai Timur,di
masayakat penulis aktif dikegiatan kemasyarakatan,seperti Majelis Ta’lim,seperti
Majelis taklim Hikmah Tingkat RT dan ketua Majelis Taklim Aisyiah Cabang
Sangatta Selatan dan pernah menjabat
Ketua Majlis Taklim Forum Silaturrahmi antar Pengajian ibu ibu dan PKK desa dan
kecamatan.,selain itu penulis juga aktif di BKPRMI kecamatan sebagai pengurus Dewan
Pengurus Kecamatan Badan Koordinasi Pemuda
Remaja Masjid Indonesia ( DPK BKPRMI )sebagai sekertaris sampai
sekarang.
B. Pengabdian Dalam Bermasyarakat
Kita jadi pandai membaca dan menulis, karena
siapa ?
Kita jadi
tahu karena siapa ?
Kita jadi
bisa dibimbing bu guru
Kita jadi
bisa dibimbing pak guru
Guru bak
pelita penerang dalam gulita
Jasamu tiada
tara
Sungguh jasa guru tidak bisa
dibilang dengan materi, tidak bisa diungkap dengan indahnya untaian mutiara
kata, karena jasa guru tiada tara. Jasa guru yang hadir karena pengabdian yang
tulus dengan kemurnian dan keikhlasan profesi. Guru bukan sekedar pekerjaan,
tetapi profesi. Profesi merupakan tugas yang diberikan dan diterima dalam
rangka hidup ditengah – tengah masyarakat majemuk. Profesi menuntut pendidikan
dan ketrampilan yang amat tinggi serta spesialisasi yang tajam, dituntut
tanggung jawab dan komitmen. Profesi pengabdian masyarakat yang luas kadang
kala harus diawali semacam sumpah jabatan.
Peluang kerja guru di era globalisasi semakin terbuka lebar. Berdasarkan
data empat tahun lalu, jumlah peserta didik di Indonesia dari SD hingga SMA
mencapai 51 juta sedangkan jumlah gurunya hanya 2,2 juta guru. Akan tetapi
perlu diperhatikan guru tidak sebagai pekerjaan tapi juga bagaimana mutunya.
Demikian dikemukakan pengamat pendidikan Prof. Dr. Arief Rahman, M.Pd di
sela-sela Seminar Ekonomi Pendidikan Kreatif Universitas Pasundan dengan tema
"Peluang Kerja Menjadi Guru di Era Globalisasi dan Memanfaatkan Ekonomi
Kreatif Sebagai Bisnis di Masa Depan di Aula Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Jln. Tamansari, Kota Bandung, Kamis (7/3/13).
Untuk menjadi guru harus ada jiwa pengabdian, sikap-sikap yang baik harus
dikembangkan. Kemudian baru ilmu, dan ketrampilan sehingga dampaknya pada
status dan kesejahteraan guru akan mengikuti. Jangan menjadi guru yang dikejar
kesejahteraan guru. Distribusi guru kondisi sampai saat ini belum merata. Guru
lebih banyak di kota daripada di pedesaan karena peluang dan pendapatan lebih
baik. Mungkin harus diperbaiki apa yang ingin dikejar, status boleh tapi yang
utama prestasi.
Sosok professional guru ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam
melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru professional hendaknya mampu memikul
dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua,
masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Guru dituntut mencari tahu
terus-menerus bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar. Maka, apabila ada
kegagalan peserta didik, guru terpanggil untuk menemukan penyebabnya dan
mencari jalan keluar bersama peserta didik; bukan mendiamkannya atau malahan
menyalahkannya. Menjadi guru bukan sebuah proses yang yang hanya dapat dilalui.
Guru bukanlah sekedar pekerjaan, guru adalah lebih dari sebuah pengabdian.
Pengabdian kepada Allah SWT, pengabdian kepada masyarakat, pengabdian kepada
siswa, yang membutuhkan bantuan dalam menggapai beragam ilmu pengetahuan.
Pengabdian kepada masyarakat sebagai warga negara selalu ingin berperan
aktif dalam upaya mencerdaskan anak bangsa dan kehidupan bangsa. Kalau dulu
para pahlawan berjuang dengan mengangkat senjata, sekarang dalam mengisi
kemerdekaan, para guru berjuang mengangkat pena demi mengangkat derajat dan
martabat generasi penerus bangsa agar tidak tertinggal oleh kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Agar dapat bersaing dalam perputaran roda kehidupan di jaman
yang terus maju ini.
Memiliki rasa pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan memiliki peran
sentral dalam membangun masyarakat untuk mencapai kemajuan. Guru sebagai tenaga
pendidikan memiliki peran penting dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat
tersebut. Untuk itulah guru dituntut memiliki pengabdian yang tinggi kepada
masyarakat khususnya dalam membelajarkan anak didik.
Bekerja atas panggilan hati nurani. Dalam melaksanakan tugas pengabdian pada masyarakat hendaknya didasari atas dorongan atau panggilan hati nurani. Sehingga guru akan merasa senang dalam melaksanakan tugas berat mencerdaskan anak didik.
Bekerja atas panggilan hati nurani. Dalam melaksanakan tugas pengabdian pada masyarakat hendaknya didasari atas dorongan atau panggilan hati nurani. Sehingga guru akan merasa senang dalam melaksanakan tugas berat mencerdaskan anak didik.
Pengabdian kepada masyarakat sekitar dengan membantu mengembangkan, mengeksplor,
mengolah kemampuan masyarakat sekitar, dengan memberikan bantuan dan bimbingan
belajar secara cuma – cuma kepada anak – anak generasi bangsa yang masih duduk
di bangku sekolah. Memberikan bimbingan ekstrakurikuler di sekolah agar siswa
berkembang secara afektif dan psikomotorik. Dengan demikian pengabdian seorang
guru bukan hanya tuntutan kewajiban secara administratif. Guru berkewajiban
membantu, mengfasilitasi siswa untuk mampu mengeksplor kemampuan dirinya
sebagai pengabdian masyarakat.
BAB IV
HARAPAN DAN
RENCANA KEGIATAN MASA DATANG
A. HARAPAN PENULIS
Harapan penulis menjadi guru adalah
pengabdian, menjadi guru berprestasi adalah kebanggaan adalah :
Ingin mengabdi menjadi guru
yang bukan sekedar janji semata namun
dalam bentuk nyata benar – benar pengabdian yang penuh ketulusan, keikhlasan,
kejujuran, penuh inovasi, pengorbanan waktu, tenaga maupun materi, untuk
mencerdaskan, membimbing, mendidik jiwa – jiwa muda generasi penerus bangsa.
Rencana kegiatan masa datang
:
-
Meningkatkan
kreativitas guru bukan sekedar penguasaan teori.
-
Meningkatkan
efektivitas pengelolaan kelas.
-
Meningkatkan
karya inovatif guru dalam pengelolaan kelas.
-
Meningkatkan
kedekatan dan keakraban guru dengan siswa, sebagai
jembatan pengembangan pengabdian
masyarakat, melalui kelompok
belajar siswa, juga ekstrakurikuler.
-
Menjadi guru yang menjadi panutan
dan teladan yang terbaik untuk siswa dan teman sejawat dan masyarakat
-
Menjadi guru yang berkarekter
sehingga dapat mrnjadi contoh karekter yang baik
-
Menjadi guru yang memiliki karya
yang bisa dikenang oleh siswa dan anak cucu dan masyarakat
-
Menjadi guru yang mempunyai wawasan
yang luas
-
Menjadi guru yang siap berbuat untuk
orang lain.
-
Menjadi guru selalu meningkatkan
kemampuan profesionalisme.
-
Menjadi guru yang selalu ikhlas dan
sabar
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Menjadi
guru adalah pengabdian, menjadi guru berprestasi adalah kebanggaan, ini
merupakan suatu fenomena bahwa pengabdian seorang guru haruslah merupakan
pengabdian dengan ketulusan, keikhlasan, yang rela mengorbankan waktu, tenaga
dan pikirannya dalam mentransfer ilmu, mendidik anak didik, dapat dijadikan
teladan baik oleh anak didik, rekan sejawat maupun masyarakat. Keberhasilan
guru menjadi guru berprestasi bukanlah diukur pada jabatan dan uang, tapi pada
hasil pengabdian dan pengorbanannya. Guru berprestasi adalah seseorang yang
memiliki karakter dan sikap yang positif, yaitu jujur, percaya diri dan dapat
dipercaya, rendah hati, tangguh, ulet, optimis, pantang menyerah, dan disiplin.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri, 1994.
Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional.
E. Mulyasa. 2003. Menjadi Guru
Profesional. Rosda Karya.
Nurkencana, 2005. Evaluasi Hasil
Belajar Mengajar. Surabaya. Usaha Nasional.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor –
faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.
Judul :
Menjadi Guru Adalah Pengabdian, Menjadi Guru
Berprestasi Adalah Kebanggaan
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda